インドネシア・ウラマー評議会の方針にのっとり、金曜礼拝を行わないようイスラームの指導者が呼びかけ
2020年04月24日付 Kompas 紙
去る3月20日、国家防災庁で会見を行うイスティクラルモスクのナサルディン・ウマル大イマーム(右)とCovid-19早期対応対策本部長でもある、国家防災庁のドニ・マナルド長官(左)。
去る3月20日、国家防災庁で会見を行うイスティクラルモスクのナサルディン・ウマル大イマーム(右)とCovid-19早期対応対策本部長でもある、国家防災庁のドニ・マナルド長官(左)。



ジャカルタ、kompas.com配信

イスティクラルモスク(ジャカルタにあるイスラーム寺院)のナサルディン・ウマル大イマーム(イスラームにおける宗教指導者)はコロナウイルスの世界的流行のさなか、一時的に金曜礼拝を行わないよう呼びかけた。

同イマームはインドネシア・ウラマー評議会(MUI)と世界中の学者の推奨に従ったのだという。

「サウジアラビアも金曜日集団礼拝を中止しモスクを閉めた。なぜかというと私たちの生活を非常に脅かしているコロナウイルスが流行しているからだ」と去る23日にナサルディン大イマームはジャカルタにある国家防災庁で語った。

「これは、金曜礼拝を行えなくても許される理由がある状態である」と続けた。

ナサルディン大イマームはハディース(預言者ムハンマドの言行録)に、イスラーム教徒は三度金曜礼拝を行わなかった場合異教徒となる、という記載があることを認めている。

しかし同イマームは、疫病から身を遠ざけるようイスラーム教徒を規制する他の言行録があるため、このような言行録がイスラーム教徒を束縛することはない、と述べる。

「疫病がある場合や、戦いが激化した場合などの尋常ではない状況下では、この言行録は私達を束縛するものではなくなる。なぜか?理由はやはり非常事態であるからだ」と述べた。

以前、インドネシア・ウラマー評議会内の裁定委員会のアスロルン・ニアム・ショレ書記官は、新型コロナウイルスの感染拡大のなかで、イスラーム教徒は金曜礼拝をすでに3回行っていないとしても、まだ礼拝が許される状態ではないと述べた。

またアスロルン書記官は、新型コロナウイルスを避け、他の人を感染させないために礼拝を行わない人には許されるべき根拠があると述べた。                        

「このウズールシャリーア(シャリーアに従わなくてもよい理由)は病気の発症への不安である。人々が集まり群がる現在のこの状態は、病気にやられてしまうか病気に感染することが大いに予想されるため、これは金曜礼拝を行わないウズールとなる」と、インドネシア・ウラマー評議会内の裁定委員会のアスロルン書記官は去る4月3日Kompas.com上に掲載された記事の中で述べた。

「金曜礼拝をやめることを許される他のウズールシャリーアが複数ある。とりわけモスクへ向かうのを妨げようとする豪雨があるときや、自分自身と家族や財産の安全の懸念があるときだ」と、インドネシア・ウラマー評議会裁定委員会の同書記官は述べた。

Sesuai Arahan MUI, Imam Besar Istiqlal Imbau Umat Islam Sementara Tak Shalat Jumat

JAKARTA, KOMPAS.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam untuk sementara tidak melakukan shalat Jumat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Hal itu, menurut dia sesuai dengan anjuran dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI) dan ulama dari seluruh dunia.
"Termasuk Saudi Arabia, menutup masjid untuk shalat Jumat. Kenapa? karena ada wabah virus corona yang sangat mengancam kehidupan kita," kata Nasaruddin di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Baca juga: Polres Jakpus Gandeng MUI, Patroli Antisipasi Kegiatan Shalat Jumat di Masjid
"Ini adalah kondisi alasan yang dalam ada yang memungkinkan kita untuk tidak shalat Jumat," sambungnya.
Nasaruddin membenarkan bahwa ada hadist Nabi yang menyebut umat Islam akan menjadi kafir apabila tiga kali tidak shalat Jumat.
Namun, ia melanjutkan, hadist tersebut tidak lagi mengikat karena ada hadist lain yang mengatur umat Islam untuk menjauhi wabah.
"Dalam kondisi tidak normal entah itu karena ada wabah, itu perang lagi berkecamuk maka hadits itu menjadi tidak mengikat buat kita. Kenapa? sekali lagi alasannya adalah darurat," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh menyatakan bahwa umat Muslim belum dibolehkan menjalankan shalat Jumat walaupun sudah lebih dari tiga kali tidak shalat Jumat di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Asrorun, orang yang tidak shalat karena menghindari wabah penyakit atau berupaya tidak menularkan penyakitnya ke orang lain memiliki alasan atau uzur yang dibolehkan.
Baca juga: Pemprov DKI: Masih Ada 20 Masjid yang Gelar Shalat Jumat Saat PSBB
"Uzur syar'i berikutnya adalah kekhawatiran terjadinya sakit. Nah, dalam kondisi ketika berkumpul dan berkerumun itu diduga kuat akan terkena wabah atau menularkan penyakit, maka ini menjadi uzur untuk tidak Jumatan," kata Asrorun dalam keterangan tertulisnya pada Kompas.com, Jumat (3/4/2020).
"Ada beberapa uzur syar'i lain yang dibolehkan meninggalkan Jumat, di antaranya hujan deras yang menghalangi menuju masjid, juga karena adanya kekhawatiran akan keselamatan diri, keluarga, atau hartanya," ujar dia.

Tweet
シェア


この記事の原文はこちら

 同じジャンルの記事を見る


( 翻訳者:渡邊宏治郎 )
( 記事ID:5158 )